SPPG Guyangan Sampaikan Penjelasan MBG Perdana

JEPARA – Pengelola Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 1 Guyangan, Bangsri, memberikan klarifikasi atas sorotan publik terhadap pelaksanaan perdana program Makan Bergizi Gratis (MBG), Senin (15/12/2025). Pihak pengelola menegaskan kegiatan tersebut masih dalam tahap uji coba operasional dan berada di bawah pengawasan dinas kesehatan.

Kepala SPPG Yayasan Al Mawaddah Guyangan 1, M. Nor Arif Afendi, menyampaikan klarifikasi itu setelah melakukan koordinasi lapangan bersama Babinsa Guyangan, Sugiarto, serta perwakilan guru SMP Negeri 2 Bangsri. Menurut dia, pihak sekolah juga telah menyampaikan hasil pengecekan internal terkait keluhan yang beredar.

Arif menjelaskan, keluhan siswa mengenai nasi berkaitan dengan jenis menu yang disajikan pada hari pertama. Menu tersebut adalah chicken rice hainan, yang memiliki aroma dan tekstur berbeda dari nasi putih biasa. Perbedaan itu dinilai memengaruhi penerimaan sebagian siswa. “Nasi yang disuguhkan chicken rice hainan, dan dari siswa lebih suka nasi putih pada umumnya,” kata dia, Rabu (17/12).

Terkait isu ayam setengah matang, Arif menegaskan pihak sekolah tidak membenarkan adanya ayam berdarah. Ia menyebut ayam telah dimasak hingga matang sesuai standar pengolahan. Warna putih di bagian dalam ayam, kata dia, disebabkan bumbu yang belum meresap sempurna. “Ayam sudah matang, akan tetapi memang waktu dibuka ada dalamnya putih, karena ada beberapa ayam yang bumbunya kurang meresap ke dalam,” ujarnya.

Pengelola SPPG juga mengakui adanya kendala teknis berupa pemadaman listrik PLN pada malam sebelum distribusi. Pemadaman tersebut memengaruhi proses pengolahan nasi karena dapur menggunakan mesin steamer. Namun, kekurangan porsi segera disusulkan ke sekolah. “Memang pada hari pertama terjadi beberapa kendala seperti kekurangan, dan sesegera mungkin kita susulkan ke sekolah,” terangnya.

Arif menambahkan, operasional SPPG 1 Guyangan baru dimulai, dan belum memasuki tahap peluncuran resmi. Selama masa uji coba, dapur SPPG berada dalam pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. Monitoring dilakukan oleh puskesmas sebanyak dua kali setiap pekan. “Setiap sepekan 2 kali juga monitoring oleh puskesmas ke SPPG,” tuturnya.

Pengelola, lanjut dia, menyatakan terbuka terhadap masukan dari sekolah dan masyarakat. Evaluasi akan terus dilakukan agar pelaksanaan MBG berjalan sesuai standar keamanan pangan. Program ini diharapkan dapat berfungsi optimal saat memasuki tahap pelaksanaan penuh.

error: Content is protected !!