JEPARA — Bupati Jepara H. Witiarso Utomo bersama masyarakat Desa Bucu, Kecamatan Kembang, menanam 40 ribu batang pohon sebagai bagian dari pencanangan program Jepara Menanam dan peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) Tahun 2025. Kegiatan berlangsung di Lapangan Oro-oro Ombo, Desa Bucu, pada Jumat (12/12/2025).
Sebanyak 40 ribu pohon tersebut ditanam secara serentak di enam kecamatan, yaitu Kecamatan Kembang 10.118 batang, Kecamatan Keling 2.168 batang, Kecamatan Bangsri 2.664 batang, Kecamatan Pakis Aji 1.350 batang, Kecamatan Batealit 2.022 batang, dan Kecamatan Mayong 250 batang. Jenis tanaman yang disebar antara lain sengon, cemara laut, ketapang, alpukat, sukun, nangka, hingga tabebuya.
Bupati Witiarso Utomo menyampaikan bahwa program penghijauan ini merupakan langkah strategis untuk menjaga kelestarian alam sekaligus mencegah potensi bencana, mengingat Jepara memiliki banyak kawasan pegunungan dan hutan yang rawan longsor.
“Di Jepara ada (lahan kritis) sekitar 8 ribu (hektare), tadi sudah kita mitigasi, tahun depan kita kerjakan dua ribu (hektare) dulu,” ucap Mas Wiwit, sapaan akrabnya.
Ia menjelaskan bahwa delapan ribu hektare lahan kritis tersebut tersebar di delapan kecamatan, khususnya wilayah dataran tinggi, dengan rincian enam ribu hektare lahan kritis dan dua ribu hektare lahan sangat kritis. Oleh karena itu, ia meminta agar upaya penyelamatan difokuskan terlebih dahulu pada lahan yang masuk kategori sangat kritis.
Bupati juga mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk aktif menanam serta merawat pohon secara berkelanjutan.
“Yang tadi disepakati dari masyarakat tadi 800 ribu pohon (per tahun),” tandasnya.
Target tersebut diambil berdasarkan diskusi dengan kelompok tani hutan dan perhitungan bahwa setiap hektare lahan dapat ditanami hingga 400 batang pohon. Dengan penanaman berkelanjutan, pemkab menargetkan permasalahan lahan kritis di Jepara dapat terselesaikan dalam empat tahun mendatang.
Bupati Witiarso Utomo turut menginstruksikan agar penyusunan perencanaan anggaran untuk penanaman dan perawatan pohon mulai dipersiapkan sejak sekarang untuk pelaksanaan tahun 2027. Selain itu, ia meminta agar setiap pohon yang ditanam diberi geo-tagging sehingga dapat dipantau secara digital melalui sistem informasi terintegrasi.
“Nantinya, penanam pohon konservatif selain pohon yang menghasilkan buah ini saya harap bisa mendapatkan insentif untuk perawatan pohon,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa penanaman tidak akan berarti tanpa adanya perawatan. Menurutnya, menjaga kelestarian alam dan merawat hutan adalah kunci untuk mencegah terjadinya bencana alam. (DiskominfoJepara/YFR)



