JEPARA – Madrasah di Kabupaten Jepara diproyeksikan segera menerima fasilitas papan interaktif digital atau smartboard sebagai dukungan peningkatan mutu pembelajaran. Komitmen penyediaan perangkat itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, saat penyerahan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di sejumlah madrasah, Kamis (11/12/2025).
Penyerahan PIP hari itu berlangsung di tiga lembaga, yakni MA Matholi’ul Huda Bugel, MI Matholi’ul Huda 01 Troso, dan MA Darul Ulum Purwogondo. Kegiatan tersebut melanjutkan distribusi bantuan yang sudah dilakukan sejak sehari sebelumnya di wilayah utara Jepara.
Dalam sambutannya, Abdul Wachid menjelaskan bahwa smartboard menjadi salah satu fasilitas yang akan didorong pemerintah pusat untuk madrasah. Ia menyebut perangkat itu diperlukan agar standar pembelajaran madrasah setara dengan sekolah umum. “Insyallah, saya sudah perjuangkan agar nantinya bisa memperoleh smartboard, sehingga setara dengan pendidikan nasional,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa perhatian pemerintah terhadap madrasah termasuk dalam agenda kesejahteraan guru. Ia mengatakan banyak guru madrasah yang masih menerima honor Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per bulan. Hal itu, menurutnya, sedang diperjuangkan agar minimal setara upah minimum regional (UMR). “Saya sedang usahakan karena saya sudah menyerap aspirasi. Aspirasinya, Pak Wachid kami guru madrasah dapat UMR saja senang,” ungkapnya.
Selain fasilitas pembelajaran dan isu kesejahteraan guru, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu juga membeberkan perkembangan penyaluran PIP di Jepara. Ia menyebut bahwa pada 2025 kabupaten tersebut mendapatkan kuota sekitar 17 ribu penerima. Ia memastikan bahwa siswa yang belum menerima bantuan tidak akan ditinggalkan. “Awalnya Jepara dapat alokasi sekitar 20 ribu, tetapi setelah diverifikasi ada sekitar tiga ribu data yang tidak valid sehingga otomatis tidak bisa dicairkan,” kata dia.
Wachid menambahkan bahwa penerima PIP di jenjang MI akan terus menerima bantuan hingga lulus, termasuk ke jenjang MTs dan MA. Ia bahkan membuka peluang dukungan studi lanjut di UIN atau IAIN bagi siswa penerima PIP yang melanjutkan ke perguruan tinggi. “Adik-adik yang mendapatkan PIP tidak hanya tahun ini, tapi sampai lulus,” ujarnya.
Dia pun penegasan komitmen pemerintah pusat terhadap pendidikan madrasah dan pesantren, termasuk rencana pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren pada awal 2026. Langkah itu diharapkan memperkuat akses bantuan bagi santri dan lembaga pendidikan keagamaan.
Bupati Jepara, Witiarso Utomo, yang turut hadir, menilai peningkatan kuota PIP di daerahnya tidak lepas dari dorongan Abdul Wachid di Komisi VIII. Ia menyebut Jepara hanya menerima sekitar tiga ribu penerima pada 2024. Namun, melonjak menjadi 17 ribu pada 2025. Kenaikan yang dinilainya berdampak langsung pada akses pendidikan keluarga kurang mampu.
Mas Wiwit, sapaan akrab bupati mengingatkan agar persiapan tahun berikutnya dilakukan lebih rapi. Syarat dan berkas harus dipenuhi sejak awal, sehingga tidak ada lagi pengajuan yang tertolak saat verifikasi. “Dengan begitu, lebih banyak pelajar dapat menikmati manfaat program ini tanpa hambatan administratif,” tandasnya.
Bagi para penerima, ia mengingatkan agar pemanfaatan PIP benar-benar difokuskan pada kebutuhan pendidikan. Dana itu digunakan untuk seragam, perlengkapan belajar, dan biaya pendukung sekolah lainnya. Dengan begitu, bantuan lebih tepat guna dan mendukung kelancaran kegiatan belajar.
Di samping itu, Mas Wiwit meminta kuota PIP pada tahun berikutnya dapat kembali ditambah agar lebih banyak pelajar bisa terbantu. Harapan itu selaras dengan ikhtiar meningkatkan mutu pendidikan di Jepara. Termasuk dorongan agar guru-guru madrasah dapat bekerja lebih tenang dan bersemangat dengan upah setara UMR. “Kita doakan semoga beliau (Abdul Wachid) selalu sehat sehingga bisa terus memperjuangkan anak-anak dan guru-guru kita untuk mendapatkan kesejahteraan dan ilmu yang lebih baik,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Matholi’ul Huda Bugel, Ahmad Mawardi, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diterima madrasahnya. Menurutnya, PIP sangat membantu keberlangsungan pembelajaran, terutama bagi keluarga yang mengalami tekanan ekonomi. Ia mencatat MA di bawah yayasan tersebut menerima 285 siswa penerima PIP, MTs menerima 91 siswa, dan MI sebanyak 382 siswa. (DiskominfoJepara/AP)




