JEPARA – Festival Musik Tradisional Indonesia (FMTI) berlangsung di Pantai Kartini Jepara, Sabtu (15/11/2025) hingga Minggu (16/11/2025). Puluhan seniman dari berbagai daerah tampil dalam perhelatan yang mengusung tema “Ethno Groove Devanilaya”.
Menteri Kebudayaan (Menkebud) RI Fadli Zon, yang membuka kegiatan tersebut secara langsung, menyebut festival ini sebagai bentuk kolaborasi banyak pihak untuk menjaga keberlanjutan tradisi Nusantara. Ia menilai musik tradisional perlu diberi ruang untuk berkembang seiring perubahan zaman.
“Tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Modal tradisi ini harus terus dikembangkan dengan adaptasi kekinian,” ujarnya.
Menurut dia, musik tradisi memiliki posisi penting sebagai jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Karena itu, festival seperti FMTI dinilai mampu menjadi ruang eksperimen bagi para seniman untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk baru tanpa meninggalkan akarnya.
“Kita harus memiliki akar kebudayaan. Konstitusi menugaskan negara untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Musik tradisi tidak boleh hanya menjadi artefak di museum, tetapi harus hidup dan bertransformasi,” katanya.
Menkebud RI itu juga menyinggung peta jalan pengembangan musik yang sedang disusun Kementerian Kebudayaan, termasuk peningkatan kapasitas komunitas musik di berbagai daerah. Ia menyebut FMTI telah diikuti puluhan seniman dan menarik ribuan pengunjung dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Bupati Jepara H. Witiarso Utomo dalam sambutannya mengatakan FMTI memberi dampak positif bagi pengembangan pariwisata daerah. Pemerintah kabupaten, kata dia, terbuka terhadap berbagai agenda kebudayaan nasional yang memberi ruang bagi seniman dan komunitas lokal serta turut mendorong pertumbuhan ekonomi di Jepara.
“Kami ingin mendongkrak pariwisata Kabupaten Jepara. Kegiatan seperti ini tentu kami dukung, karena manfaatnya bisa dirasakan masyarakat,” ujar Mas Wiwit, sapaan akrabnya.
Terkait dengan tema acara yakni “Ethno Groove Devanilaya”, ia menilai nilai-nilai tradisi memiliki peran penting dalam membangun identitas budaya Jepara. “Suara-suara leluhur yang diangkat dalam festival ini mengingatkan kita bahwa Jepara memiliki akar budaya yang kuat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, pelestarian kebudayaan adalah bagian penting dari visi kepemimpinannya. Tak hanya itu, selaras dengan tema penyelenggaraan acara ini, Mas Wiwit mengungkapkan harapannya agar Jepara selalu mendapatkan limpahan doa dan restu dari para leluhur. (DiskominfoJepara/As)








