FMTI Rampung, Jepara Bidik Agenda Tahunan

JEPARA – Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) Etno Groove Devanilaya resmi ditutup di kawasan depan Kura Kura Ocean Park, Pantai Kartini, Jepara, Ahad (16/11/2025) malam. Pemerintah Kabupaten Jepara membuka peluang agar penyelenggaraan perdana di Jawa Tengah ini menjadi agenda tahunan

Pagelaran ini mengusung tema “Swara-swara Leluhur dalam Genggaman Gen Z” dan menampilkan sejumlah komunitas musik etnik dari berbagai daerah. Penataan panggung dibangun terbuka menghadap arah sunset. Sementara arus pengunjung terus berdatangan sejak sore menjelang acara dimulai.

Penampilan Carang Pakang Percussion dari Jepara membuka rangkaian malam penutupan. Mereka dilanjutkan Komunitas Sang Penabuh Padepokan Klapa Pitu dari Cilacap, Purwodadi Pride Music Culture, serta pertunjukan tamu Fanny Soegi bersama Gon Gun N Friends.

Bupati Jepara Witiarso Utomo, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan Kementerian Kebudayaan atas terselenggaranya acara ini. Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada seluruh penampil selama dua hari gelaran.

“Terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan yang telah menyiapkan suguhan terkurasi sehingga menjadi pertunjukan yang megah dan menginspirasi kami,” ujarnya.

Mas Wiwit, sapaan akrabnya, berharap festival tersebut dapat digelar setiap tahun di Jepara. Ia menilai FMTI bisa menjadi ruang bagi karya musik tradisi daerah untuk tampil lebih luas. “Mudah-mudahan menjadi agenda tahunan di Jepara, sehingga daerah ini bisa menampilkan karya-karyanya dalam FMTI,” tuturnya.

Direktur Direktorat Film Musik dan Seni pada Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam, menilai antusiasme masyarakat Jepara sebagai dorongan positif bagi pengembangan musik tradisi. “Terima kasih masyarakat Jepara atas antusiasme yang sungguh luar biasa dua hari ini,” terangnya.

Ia mengatakan para penampil telah melalui proses kurasi, sehingga festival ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga wadah untuk memperkuat ekosistem musik etnik. “Kami berharap festival ini mendorong musik tradisi dan kesenian daerah naik ke level lebih tinggi dan menjadi identitas setempat. Semoga ajang ini benar-benar membuat musik tradisi naik kelas,” kata dia.

Lebih lanjut, Agam menyatakan FMTI berpeluang kembali digelar di Jepara pada tahun-tahun berikutnya. Festival ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi pemerintah daerah, dalam mendorong kesenian lokal ke tingkat yang lebih tinggi. “Menjawab harapan Pak Bupati, kami berharap festival ini dapat menjadi agenda tahunan di Jepara dan menjadi pemicu pemerintah daerah dalam mengembangkan musik tradisi,” tuturnya. (DiskominfoJepara/AP)

error: Content is protected !!