JEPARA – Upaya menjaga kelestarian ekosistem pesisir terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Jepara. Bersama Cabang Dinas Kelautan Wilayah Timur di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah melalui CDK Pati, penanaman mangrove dilakukan di pesisir Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Jumat (12/9/2025).
Sebanyak 1.000 bibit mangrove disiapkan untuk program ini, dengan realisasi penanaman mencapai 900 bibit ditambah 109 bibit tambahan. Penanaman simbolis dilakukan langsung oleh Bupati Jepara H. Witiarso Utomo. Turut hadir Asisten II Sekda Jepara Heri Yulianto, Plt Asisten III Sekda Jepara Aris Setiawan, jajaran Forkopimda, kepala OPD, camat se-Kabupaten Jepara, serta komunitas lingkungan seperti WAPALHI UNISNU, Sekber Pecinta Alam Jepara (Sekber PAJ), dan Kelompok Masyarakat Serang Lestari.
Bupati Witiarso menyampaikan bahwa penanaman mangrove ini merupakan langkah nyata pencegahan abrasi yang setiap tahun melanda kawasan Kedungmalang. “Kami berkomitmen menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan” ungkapnya.
Program ini tidak berhenti di tahun 2025. Pemerintah Kabupaten Jepara bersama DKP Jateng menargetkan kegiatan lanjutan dalam Maregi Segoro tahun 2025 dengan penanaman 6.000 bibit mangrove. Pada tahun 2026 jumlahnya ditargetkan meningkat menjadi 15.000 bibit.
Camat Kedung dan petinggi Desa Kedungmalang menyatakan dukungannya terhadap program ini. Mereka juga terus mengedukasi masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir.
Usai penanaman, Bupati Jepara bersama jajaran berkesempatan berdialog dengan masyarakat sekitar. Dalam kesempatan itu, warga menyampaikan keluhan kesulitan air bersih yang telah berlangsung hampir menahun.
Plt Kepala PDAM Jepara Zamroni Leztiaza menjelaskan selama ini pihaknya mengambil air dari sumber permukaan, yakni Bendungan Bungpes, bukan dari sumur. Bendungan Bungpes mengaliri wilayah Ujungpandan, Karang Aji, hingga Kedungmalang. “Karena Kedungmalang yang paling ujung dan dari Karang Aji banyak yang memasang pompa, akhirnya di sini habis. Untuk daerah lain kita alihkan dari sumber Gedangan” terangnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, PDAM berencana melakukan pengecekan lokasi sumur dari Kementerian PUPR. “Nanti kita coba cek dan mudah-mudahan bisa mengaliri 80 KK yang sudah tersambung,” ujarnya.
Pemerintah daerah selama ini juga telah berupaya menyalurkan bantuan air bersih gratis melalui mobil tangki. Namun masyarakat tetap harus mengirit penggunaan air bersih karena pasokannya sangat terbatas.
Mas Wiwit menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti keluhan tersebut melalui PDAM. “Melalui PDAM akan kita cek, evaluasi, dan memberi kebijakan terkait masalah air bersih” tegasnya. (DiskominfoJepara/AMN)