JEPARA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Jepara terus memperkuat iklim investasi melalui pengembangan kawasan industri padat karya. Komitmen tersebut kembali diwujudkan dengan diresmikannya PT Formosa Indonesia Industrial Park yang berada di bawah naungan Korrun Group, pada Senin (27/10/2025).
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang hadir dalam peresmian tersebut menyampaikan kebanggaannya atas berdirinya pabrik baru yang berlokasi di Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong ini. Ia menilai, pembangunan industri padat karya seperti ini sejalan dengan arah pembangunan ekonomi provinsi yang berorientasi pada investasi produktif.
“Pabrik ini menjadi bukti nyata pembangunan padat karya di Jawa Tengah, khususnya di Jepara. Pembangunan wilayah tidak bisa hanya mengandalkan APBD, sebab 85 persen pembangunan di Jawa Tengah ditopang oleh investasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus mendorong pengembangan industri yang berbasis sustainable dan hilirisasi, dan tentunya dengan melibatkan UMKM di sekitar kawasan industri. “Jawa Tengah memiliki daya tarik besar bagi investor. Kepastian hukum dan keamanan menjadi keunggulan kami,” tegasnya.
Selain faktor keamanan, Luthfi menuturkan, kesiapan sumber daya manusia menjadi keunggulan lain yang dimiliki Jawa Tengah. Pemerintah provinsi telah bekerja sama dengan 44 perguruan tinggi dan berbagai lembaga pelatihan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja terampil. “Perizinan akan kami kawal, kemudahan penanaman modal kami pastikan berjalan baik. Jawa Tengah juga masih memiliki wilayah yang luas untuk pengembangan industri,” jelasnya.
Menurutnya, peningkatan investasi padat karya akan berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka di Jawa Tengah. “Saat ini tingkat kemiskinan turun dari 9,58 menjadi 9,48 persen. Ke depan kami targetkan berada di bawah sembilan persen,” kata Luthfi.
Bupati Jepara H. Witiarso Utomo dalam kesempatan yang sama menyampaikan, kehadiran PT Formosa Indonesia Industrial Park memberikan dampak besar terhadap perekonomian daerah, terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja dan investasi.
“Hingga September 2025, penyerapan tenaga kerja di Jepara mencapai 14 ribu orang dengan nilai investasi Rp1,2 triliun. Dengan adanya pembangunan pabrik baru ini, jumlahnya akan terus bertambah,” ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun minat investor di Jepara cukup tinggi, masih terdapat kendala pada keterbatasan tata ruang. Untuk itu, pemerintah daerah telah mengusulkan penataan ruang baru agar kawasan industri dapat tumbuh lebih luas dan terarah. “Tahun depan kami harapkan ada tata ruang baru, sehingga bisa terbentuk sentra kawasan industri. Ini sekaligus menjadi langkah strategis untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan,” tuturnya.
Komisaris Utama Korrun Group Rahayu Saraswati menyampaikan apresiasi terhadap dukungan pemerintah provinsi dan daerah dalam menciptakan iklim investasi yang positif. Ia menyebut, investasi Korrun bukan hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menghidupkan sektor UMKM lokal.
“Korrun telah berinvestasi menciptakan 23 ribu lapangan kerja, di antaranya 22.500 bagi masyarakat lokal dan 15 ribu-nya ada di Jepara. Kami juga melibatkan UMKM untuk bekerja sama dengan pemasok lokal,” terangnya.
Rahayu menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperluas lapangan kerja serta meningkatkan kualitas produk buatan Indonesia. “Kami senang dapat berkontribusi di Jepara dan akan terus berkolaborasi nyata dalam industri tekstil, pakaian, dan tas,” ucapnya.
Sementara itu, CEO Korrun Group Fan Jinsong mengungkapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan pemerintah serta mitra bisnis. Ia juga mengatakan, pihaknya akan terus memperluas jumlah karyawan hingga mencapai 40 ribu sampai 50 ribu orang. “Saat ini Korrun memiliki lima pabrik di Indonesia, dan empat di antaranya berada di Provinsi Jawa Tengah dengan total karyawan sekitar 20 ribu orang, pabrik baru di Jepara ini menjadi yang kelima,” ungkapnya. (DiskominfoJepara/As)
 
	
Leave a Reply