JEPARA – Hujan deras tidak menyurutkan antusiasme masyarakat Kecamatan Pakis Aji dan sekitarnya untuk memadati Gedung MWCNU di Desa Lebak, Selasa (21/10/2025) malam. Acara bertajuk “Jepara Berselawat dan Doa Bersama Peringatan Hari Santri 2025” ini menampilkan grup rebana hadrah Roudlotul Mustofa Jepara. Dalam kesempatan yang sama, dilantik pula pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Pakis Aji masa bakti 2025–2029.
Kegiatan berlangsung khidmat dengan dihadiri Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar yang mewakili Bupati, Sekretaris Daerah Ary Bachtiar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara Akhsan Muhyiddin, serta jajaran pejabat Pemkab Jepara dan unsur Forkopimcam Pakis Aji
Mewakili Bupati Jepara, Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar, atau yang akrab disapa Gus Hajar, menyampaikan apresiasi atas semangat warga. Ia menjelaskan, Jepara Berselawat merupakan ikhtiar batiniah Pemerintah Kabupaten Jepara yang digelar setiap bulan Maulid untuk mendukung visi Jepara MULUS.
“Program ini menjadi sarana mendekatkan Pemkab dengan masyarakat, merangkul semua elemen, dan mengajak siapa pun yang mencintai selawat. Kita perlu bekerja sama menjaga kondusivitas Jepara, apalagi di era digital, semua bisa cepat viral. Saat ini pesantren dan santri sedang banyak diserang,” tutur Gus Hajar.
Ia menambahkan, santri harus saling memperkuat solidaritas. “Kalau ada yang dihina, kita harus tergerak mendukung dan mempererat hubungan antar-santri di seluruh Indonesia,” tegasnya. Pada kesempatan itu, Gus Hajar juga mengucapkan selamat kepada pengurus Fatayat NU yang baru dilantik, serta berkomitmen mengupayakan pembangunan musala dan Gedung MWCNU di Kecamatan Pakis Aji.
Sementara itu, dalam tausiahnya, KH M. Syarofuddin Ismail Qoimaz menyampaikan selamat Hari Santri Nasional dan menegaskan pentingnya peran NU serta santri dalam menjaga keutuhan bangsa. “NU kuat, Indonesia kuat. Jadilah manusia yang paling bisa memanusiakan manusia seperti Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Ia juga mengajak jamaah untuk meneladani akhlak Nabi dengan istiqamah dan semangat berselawat. “Hidup itu mencari ayem (ketenteraman). Orang yang hebat adalah yang mampu mengendalikan hawa nafsunya,” pungkasnya. (Diskominfo Jepara/MRF)

Leave a Reply